Minggu, 01 Agustus 2010

Be Myself In A Week chap 5

Tebakan : kucing kakinya empat kalo kucring kakinya berapa?

WARNING : OoC tingkat tinggi ; AU to the max ; kebanyakan dialog

Disclaimer : Yang punya Naruto dan tokoh tokohnya yang lain om Kishi, tapi ceritanya punya author - udah males ngelawan om Kishi

Pairing : Bakal banyak dan belum diputuskan

I hope u enjoy it

Chapter 5

"Mari berpikir," Naruto memasang tampang (sok) mikir yang amat-sangat-tidak-meyakinkan

"Oh!" Sasuke menepuk bahu Naruto seraya mengatakan idenya dalam bisikkan "Jadi kita ikut—" namun belum selesai Sasuke berkata, Sakura sudah memotong "Kalian mau duduk dimana? Kalian duduk di pojok ga apa apa, kan?"

Ternyata mereka sudah berada di ruangan kelas 7. Ruangan kelas 7-8 tepatnya. Ino mengetuk pintu lalu mengintip ke dalam kelas. Tidak ada guru. Mereka masuk ke dalam kelas dengan diiringi oleh tatapan bertanya dari semua penghuni kelas itu. Sasuke dan Naruto duduk di paling pojok kelas. Mereka berusaha untuk mengabaikan semua tatapan itu.

'Aku kan pakai badan Sasuke,' pikir Naruto

'Aku kan punya karisma ganteng dari lahir,' pikir Sasuke

"Assalamualaikum," Seorang wanita berambut hitam panjang masuk ke kelas

"Waalaikumsalam," penghuni kelas 7-8 itu menjawab salam dari seseorang yang baru masuk itu.

"Nah," kini orang itu sudah berada di depan kelas "Anak-anak, sekarang kita kuis."

Terdengar keluhan dari murid murid. Seperti "aaahh" atau "iiihh" atau "nggghh" banyak sekali. Namun kelas itu mendadak sepi saat si rambut pink, Sakura. Mengacungkan tangan dan berbicara.

"Bu Kurenai," ah, ternyata nama guru itu kurenai "di sana," Sakura menunjuk bagian pojok kelas dimana Sasuke dan Naruto duduk "ada murid baru, dia—maksudku mereka boleh kan belajar bersama kita semua?"

Kurenai terdiam sebentar lalu berkata kepada Sasuke dan Naruto "Kalau kalian ingin ikut belajar, kalian harus berbicara dulu ke kepala sekolah. Sakura, tolong tunjukkan mereka dimana ruangan kepala sekolah!" guru kewarganegaraan itu berkata lembut namun tegas

"Baik, bu." Sakura tersenyum patuh pada gurunya itu. Sasuke dan Naruto hanya bisa diam termenung sambil cengok. 'Mereka ngomong apa, sih?' pikir mereka berdua

Sakura menoleh kebelakang, tepatnya ke arah Sasuke dan Naruto lalu menarik napas untuk berkata pada dua orang itu, dalam bahasa jepang tentu saja. "Kalian pasti ga ngerti kan tadi aku sama bu kurenai ngomong apa?" Sakura bertanya misterius kepada dua anak beranjak remaja dibelakangnya. Dua anak itu hanya menggeleng penasaran. Melihat itu, Sakura hanya bisa menghela napas seraya berkata "Mau tau aja,"

Sasuke dan Naruto memberikan deathglarenya yang luar-biasa-mematikan sampai sampai semut yang lewat saja tepar (?) namun Sakura tidak bodoh. Dia mengetahui tatapan kedua rekannya itu lalu menghembuskan napas menyerah "Oke, oke, tadi katanya, kalian—sama aku, disuruh pergi ke kepala sekolah," Sakura mengakhiri ocehannya dengan memutar bola mata

"Sakura, sedang apa?" Kurenai bertanya pada Sakura

"Ini, lagi mau—" Sakura mengambil waktu untuk berpikir "nyatet PR dulu," Sakura menyambar pergelangan tangan Naruto dan Sasuke lalu menariknya "Ayo, Sasuke, Naruto kita ke ruang kepala sekolah!"

Yang ditarik hanya bisa pasrah.. dan cengok

"Ini ruangannya," Sakura melepaskan genggaman tangannya di kedua anak lelaki itu lalu menambahkan "Aku antar sampai sini aja, ya! Masuk sendiri sana, aku balik ke kelas, dadah!" Sakura melambaikan tangannya pada kedua orang itu lalu beranjak pergi menuju anak tangga terdekat dan berlari menyusuri tangga itu tanpa menghiraukan panggilan minta tolong dari Sasuke maupun Naruto

"Sak—yah udah ngilang, Sas." Naruto memberitahu Sasuke seakan-akan Sasuke tidak bisa melihat kepergian Sakura

"Aku juga bisa liat kali," Sasuke berkata enteng lalu mengetuk pintu didepannya yang bertuliskan "Principal/kepala sekolah"

Terdengar jawaban seperti kata "Masuk," dari arah dalam. Tanpa membuang-buang waktu, Sasuke dan Naruto memasuki ruangan itu. Berbeda sekali dengan kelas 7-8 yang mereka masuki tadi. Ruangan ini walaupun lebih kecil tapi lebih rapi, bersih dan mewah. Tentu saja karena ini ruangan kepala sekolah, coba kalau ini ruangan sekuriti, pasti ga bakal mewah.

"Silakan duduk," seorang kakek berjenggot super putih mempersilahkan Sasuke dan Naruto duduk tentunya dengan bahasa Indonesia "Ayo, duduk," Orang itu memberi isyarat pada Sasuke dan Naruto untuk duduk di sofa cokelat di ruangan itu namun nihil, Sasuke dan Naruto tetap tidak mengerti apa yang dimaksudkan kakek tua itu.

Tiga-tiganya cengok.

"Kalian mau minum dulu?" tanya si kakek sekali lagi, namun tidak berhasil mendapat respon dari dua pemuda didepannya

"What kind of language was that? Indonesian?" Sasuke bertanya pada Naruto yang ditanya juga sama tidak mengertinya dengan yang bertanya

"I don't know. You can ask him," Naruto mengusulkan

"But, I can't speak Indonesian.I can only speak japanese and english. How can I do—" Belum Sasuke menyelesaikan kalimatnya, dia mendengar kakek tua itu berkata—kali ini dengan bahasa jepang

"Kalau kalian ada masalah dengan bahasa, kalian bisa tanya ke saya, anak anak. Namaku—ah, tentu saja! Aku harus mempersilakan kalian duduk dulu. Ayo silakan duduk!" Kakek tua itu akhirnya berhasil juga membuat dua pemuda didepannya duduk di sofa cokelat

"Jadi, sekarang, apa keperluan kalian?" kakek itu bertanya kepada Sasuke dan Naruto setelah cleaning service setempat membawakan tiga cangkir berisi teh di atas meja di ruangan itu.

"Kita disuruh sama wanita rambut panjang yang tadi ngajar di kelas 7-8 buat datang kesini, kita juga ga ngerti kenapa kita disuruh ke sini," Naruto angkat bicara kali ini

"Eum, kalau begitu Kurenai, ya?" tanya si kakek

Yang ditanya malah menggeleng tak tahu

"Kalau begitu, kalian murid baru?"

Naruto mengangguk bersemangat

'Oh great, Naruto baka dobe, kalau kau begitu, nanti, si kakek sialan itu ga bakal ngebiarin kita pergi gitu aja, baka!' pikir Sasuke

"Aku tidak pernah merasa mendapatkan murid baru di bulan ini, kalian dari mana? Kumogakure?" si kakek bertanya lalu menambahkan dengan gumaman tak jelas "Ah, jadi ingat kampung halaman,"

"Tidak, tidak, kami dari Konoha." Naruto menjawab enteng seraya mengibas ngibaskan tangannya di depan muka

"Tapi aku tidak pernah mendengar ada murid baru disini. Orang tua kalian mana?" si Kakek itu bertanya sekali lagi

"Orang tua kami.. di.. errr.. ngg.." bingung, Naruto tampak bingung untuk menjawab pertanyaan si kakek, namun, beberapa saat kemudian dia sudah mendengar Sasuke melanjutkan perkataannya

"Di Konoha!" Sahut si jabrik itu tanpa dosa, Naruto menyiku pinggul Sasuke seraya berkata dalam bisikkan "Kamu ngomong apa, sih? Kok Konoha?" namun tidak ada respon sama sekali

"Kalian kesini sendirian?" Tanya si kakek tampak khawatir

"Tidak juga, orang tua kami mengantar kami ke sini lalu mereka balik lagi ke konoha. Urusan pekerjaan," Sasuke menjawab enteng, tanpa merasa bersalah "Orang tua kami menyuruh kami ke daerah sini untuk bersekolah. Kurang lebih seminggulah." tambahnya

'Sasuke pinter juga, ya!' pikir Naruto enteng 'Kirain pinter pelajaran doang, ga taunya ngibul juga pinter! Kapan kapan kalo aku jadi penjahat mau nyewa Sasuke aja deh buat jadi pengacara,' imbuhnya

"Oh ya, ya, saya mengerti. Engg, kalau boleh saya tahu, kalian kembar?"

"Hah?" Sasuke dan Naruto bertukar pandang bingung

"Eum, kalian seibu sebapak, kan? Atau kalian saudara tiri?" tanyanya

"Oh, dia saudara sepupu saya, kek." Kini Naruto angkat bicara

'Sepupu? Sepupu dari seorang Uzumaki? Ogah,' pikir Sasuke

"Oh, ya, ya, kalian saudara sepupu, ya? Hebat, ya, saudara sepupu bias akur, cucu-cucu saya tidak akur seperti kalian, hehe." Kakek itu meringis lalu melanjutkan "Oh, ya jangan panggil aku kakek, tidak biasa. Panggil saja aku Pak Ei,"

"Baik pak Ei!" Sahut Naruto bersemangat

"Baik anak-anak manis, sebaiknya kalian kembali ke kelas sebelum jam—ouch! Kalian sudah makan siang?" Kakek itu yang ternyata bernama Ei bertanya pada dua pemuda didepannya

"Tidak, eh belum," Sahut Naruto

'Belum,lah, orang dari tadi kita disuruh disini terus,' pikir Sasuke

"Kalau begitu kalian mau makan dimana? Mau makan bersamaku? Bagimana kalau di Hoki Hoki Bentol? Mereka menjual makanan khas daerahmu—daerahku juga, bagaimana?"

"Errr.." Naruto dan Sasuke tampak bingung untu menjawab tawaran yang satu ini, bagaimana pun juga mereka itu murid baru gratisan. Tapi.. mau gimana lagi?

"Nomer 5 jawabannya adalah A, mengapa jawabannya A? Siapa yang tau?" Ternyata guru yang tadi masih mengajar, Kurenai

Terlihat LUMAYAN banyak anak yang mengacungkan jarinya

'Haus nilai,' pikir Sakura

TOOOOTTT…

"Satu.." Sakura berbisik pelan

TOOOOTTT

"Dua.." ia berbisik lagi

TOOOOTTT

"Tiga. Satu lagi, dong!" Sakura menunggu beberapa detik sebelum akhirnya dia menyadari "Istirahat,"

Sakura sudah mau keluar kelas dengan dua sahabatnya yang lain—Ino dan Hinata—namun panggilan bu Kurenai menghentikan langkahnya dan dua sahabatnya

"Sakura, dua anak baru yang tadi dimana? Kenapa belum kembali?"

Sakura memutar mata bosan "Kan sedang dengan kepala sekolah," Sakura mengambil waktu sebentar untuk menghela napas sebelum dia menghampiri Ino dan Hinata yang sudah berada di luar kelas

"ITADAKIMASU!" Teriak mereka bertiga bersamaan. Err, sebenarnya hanya Naruto yang berteriak, dua yang lain hanya berbisik sopan

Beberapa menit kemudian

"Ah, enak sekali, terima kasih, kek! Ngg, maksudku Pak Ei! Kenyang sekali," Naruto berkata sambil memegang perutnya yang sudah buncit dipenuhi ramen

"Terima kasih makanannya," Sahut Sasuke sopan yang diiringi oleh anggukan dari si kakek, atau sekarang kita bisa menyebutnya Pak Ei atau kepala sekolah

"Ramen disini enak sekali aku bisa nambah dua kali, haha. Hei, Sasuke!" Naruto mencoba meraih pundak rekannya yang dipisahkan oleh Pak Ei

"Hn?" respon Sasuke

"Kalau kita sudah mau pulang bagaimana kalau kita beli beberapa porsi ramen dulu disini? Untuk bekal ke Konoha, maksudku," Naruto berusul, namun hanya ditanggapi dingin oleh si jabrik "Hn, terserah."

"Sebaiknya kita segera kembali ke sekolah, sekarang sudah jam—WOW! Tak terasa, ya? Begitu banyak waktu yang terbuang kalau sedang bersama-sama, haha!"

Naruto hanya menggaruk bagian belakang kepalanya—kepala Sasuke—yang tidak berkutu sedangkan Sasuke hanya bergumam pelan- pelan sekali sampai tidak ada yang dengar "Itu menurutmu saja, kek tua!"

"Nah," Pak Ei mengambil waktu dulu untuk berpikir "Kalian mau ke sekolah atau pulang?"

"Sekolah!" Jawab Naruto bersemangat

"Oke," Pak Ei menyetujuinya bak supir

"Sudah sampai! Sebaiknya kalian segera masuk kalau tidak mau dimarahi guru kalian," sahut sang kepala sekolah saat mereka sudah turun dari mobilnya "Dan jangan lupa berikan ini pada wali kelas kalian," Kepala Sekolah itu menyodorkan sebuah kertas daur ulang kepada Sasuke

Sasuke dan Naruto bertukar pandang bingung. Tentu saja mereka tidak mengerti. Kertas itu berbahasa Indonesia.

Sang kepala sekolah memberikan anggukan sopan dahulu kepada staf TU yang tadi menyapanya sebelum merespon ekspresi dua pemuda di depannya "Ini izin tertulis untuk mengikuti pelajaran disini selama.. seminggu?"

"Ya." Sahut Naruto menegaskan, Sasuke hanya mengangguk

"Baiklah, sebaiknya kalian segera masuk, ya?"

"Hn," Jawab Sasuke singkat. Tak berapa lama kemudian, si pirang dan si pantat ayam sudah memasukki undakan pertama menuju bangunan sekolah itu

"Dasar anak muda," Gumam Pak Ei sambil lalu

BRAK! Terdengar suara pintu kelas yang dibuka paksa

'Ah, guru killer itu lagi.' Pikir Sakura bosan

"Buka halaman 56, kerjakan latihan A dan B. Kumpulkan PR kalian disini, yang tidak mengerjakan, silakan keluar!" sadis, guru killer itu mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas namun perhatiannya teralihkan saat mendengar suara pintu diketok

Tok tok tok.. ngeek

"Hehe, permisi,"

Ah, ternyata duo anak-beranjak-remaja yang baru saja datang dari acara makan-makannya bersama kepala sekolah, Pak Ei. Mengucapkan salam dengan—tentu saja—bahasa jepang

"Kalian siapa? Asal saja masuk ke kelasku." Guru killer itu—yang ternyata name tagnya bertuliskan Ibiki—bertanya kepada dua anak itu

Naruto—salah satu dari dua anak itu—berjalan menuju tempat duduknya semula dengan melemparkan cengirannya sambil lalu. Begitupun Sasuke, namun tidak disertai cengiran kalau Sasuke, mah.

"Hei, Kalian dengar tidak?" sahut Ibiki tidak sabar

Tak ada respon. Yang bersangkutan malah asyik membuka-buka komik atau novel yang mereka—naruto—bawa.

"Tidak ada novel di kelasku!"

Tak ada respon (lagi)

"SILAKAN KELUAR DARI KELASKU! SE-KA-RANG!"

Kali ini Sakura tidak diam saja, dia membalikkan badannya lalu menoleh ke duo konoha dibelakangnya itu. Namun, naas, belum sempat dia berbicara sesuatu, Ibiki sudah meneriakinya

"Kau juga, merah muda, kalian keluar atau aku yang keluar!"

Terdengar bisikkan dari beberapa anak yan menyetujui kalau Ibiki saja yang keluar dari kelas itu, tapi tak sedikit juga yang mengatakan kalau sebaiknya Sakura dan yang lainnya yang keluar

"B-baik pak," Sakura mengalah, dia segera bangkit dari tempat duduknya, lalu, meraih pergelangan Sasuke dan Naruto seraya menyeretnya keluar dari kelas itu. Yang ditarik terdengar meronta-ronta minta dilepaskan

"Kamu kenapa, sih?" tanya Naruto saat ketiganya sudah berada di luar kelas

"Apa katamu? KENAPA?" nada suara Sakura meninggi saat mengatakan "kenapa"

"Kamu ngomong apa, sih? Indonesia, ya?" Sasuke angkat bicara, bukan hanya bahasa Sakura yang tidak dia mengerti, sikap Sakura barusan pun juga

"Oke, PAK IBIKI MENGUSIR KALIAN DARI KELAS, TAU?" kini urat nadi Sakura menyembul keluar di lehernya

"Kenapa? Kalau kami berdua doang, kenapa kamu ikutan keluar?" Naruto berkata pelan, numun ada sedikit nada kesal, Sasuke terlihat mengangguk setuju

"Karena," Sakura mengambil waktu dulu untuk menghela napas agar perasaannya lebih baik "saat pak Ibiki bertanya pada kalian, kaliannya ngegaringin. Terus, pas ditanya lagi kaliannya malah baca novel,"

"Oh iya aku ngerti, lagian disini yang salah siapa coba?" Sasuke menghentikan perkataannya lalu menoleh kepada dua temannya, saat dilihat mereka menggelengkan kepala, dia lalu melanjutkan "Ibiki,"

"Kenapa?" Sakura dan Naruto betanya bersamaan

"Karena, dia tidak pake bahasa jepang, bahasaku dan Naruto," Sasuke melirik kearah Naruto, saat melihat temannya tidak mengerti, dia menambahkan "Ih, masa ga ngerti juga? karena dia ga pake bahasa jepang, jadi, kita ga bisa ngerti, gitu."

"Ooooh~" kini Naruto mengerti apa yang Sasuke bicarakan, namun Sakura terdengar membantah

"Nggak, dong! Dia kan tidak bisa bahasa jepang!"

"Kita juga ga bisa bahasa Indonesia!" Sasuke dan Naruto tak mau kalah dengan Sakura, akhirnya perdebatan kecil terjadi diantara mereka bertiga

"Lalu kalau ga bisa bahasa Indonesia, NGAPAIN KE INDONESIA?" kini Sakura tidak bisa lagi menahan amarahnya yang sedari tadi membendung

"Damn Sakura!" Sasuke berkata enteng tanpa melihat wajah Sakura, yang dikatain terlihat marah

"Sampah," Kini giliran Naruto yang angkat bicara, namun kali ini dengan bahasa Indonesia

Kini prapatan di dahi lebar Sakura makin terlihat "APA KATAMU? SAMPAH?" Sakura mengepalkan kedua tangannya lalu..

DUK

"Aw," keluh Naruto

"Kan dia yang bilang sam-sam-sambah," Sasuke menunjuk Naruto dengan jari tengahnya lalu melanjutkan dengan nada dan nadi yang meninggi "KENAPA AKU DAPET PUKUL JUGA? DAMN SAKURA!"

"Rasanya puas." Desah Sakura. Sakura meresapi setiap kata Sasuke yang terdengar sangat-indah di telinga Sakura, beberapa detik kemudian ia menyadari kalau ada yang salah di uacapan Sasuke "Itu bukan sambah tapi sampah, hahaha."

"Apalah," Sasuke melihat ke sekeliling, bibir Sakura berkedut-kedut menahan tawa, Naruto bahkan sudah tertawa tanpa suara. Menyadari itu, Sasuke memberikan deathglarenya seraya berkata "Diam kalian semua!"

Beberapa menit kemudian

TOOOOOTTT

"Satu," bisik Sakura

TOOOOOTT

"Dua," Kini diikuti Naruto

TOOOOTTT

"Tiga,"

"EMPAAAAAAATTT," teriak Sakura dan dua rekannya

Awalnya Sasuke dan Naruto tidak mengerti apa itu arti dari empat kali bel, namun, beberapa detik kemudian mereka baru mengerti kalau bel empat kali tu artinya pulang

Sesaat kemudian, pintu kelas terlihat dibuka (baca : dibanting) oleh tak lain tak bukan Ibiki

Sakura dan lainnya bergidik ngeri sebelum si guru sangar itu menghilang di balik tangga

"Ayo, kita ambil tas di kelas!" Sakura memberi isyarat pada kedua temannya untuk masuk ke kelas, namun duo konoha yang diajak itu tidak bergerak dari posisinya "Kalian mau pulang, kan?"

"Eh, iya." Jawab duo konoha itu hampir bersamaan

"Ah, bagaimana kalau kita berlima pulang bareng?" Gadis pirang ikat kuda mengusulkan kepada 4 orang rekannya

"Hn? Oke deh," Sahut si rambut indigo panjang yang amat-sangat-manis

"Tapi, rumah kalian dimana?" Dahi Sakura berkerut saat duo konoha yang ditanyanya itu menggeleng

"Hah? Kalian ga punya rumah? Gembel gitu? Haha untung kalian ga bisa bahasa indonesia, gembel gembel haha," gadis pirang yang bernama Ino itu meledek ledek duo konoha dengan tentu saja bahasa indonesia dan ekspresi datar -_-

"Sssst, Ino! Ga boleh gitu." Hinata si indigo mengingatkan temannya

Namun Sakura tidak ambil bagian di perdebatan kecil itu, dia masih penasaran dengan Sasuke dan Naruto "Ga punya rumah?"

"Kami tinggal di hotel." Jawab Sasuke

"Bagaimana kalau kami ke hotel kalian? Maksudnya di hotel tempat kalian nginep." Hinata mengusulkan

"Hn?" Sasuke cengok

"Maksud Hinata, dia mau ngeliat hotel yang tempat kalian nginep," Sakura mengartikan ucapan Hinata layaknya alfalink berjalan

"WHAT?"

TBC

Ini sebenernya fict atau dialog? Dialog semua isinya HUWAAAA *guling guling di aspal* apapun itu dialog atau fict yang penting PERFECT...
oke, readers ngeliatnya jangan gitu dong, fictnya BAGUS BANGET deh ga jadi perfect...
deathglarenya udahan dong, yaudah fictnya BAGUS doang deh...
ga bosen apa ngedeathglare author wae? Yaudah tuh fictnya ANCUR, JELEK, PARAH, puas?
readers : IYA BANGET

Oke deh kalian semua sependapat dengan readers yang disitu? Bisa kasih masukkan

Kalo ga sependapat, bisa puji puji aku, tenang aja aku ga bakal terbang, atau ngefly, atau ngapung, atau apalah haha *JEGER*


I will never say never
I will fight till 4ever
Whenever u knock me down
I will not stay on the ground


Besok Author ulang tahuuuuun, jangan lupa kasih kado yaaaa *muka kecoak melas mode : on* kenapa kecoak? Karena author udah bosen sama anjing melas

BONUS

Sasuke : kita jadi ngebolang?

Naruto + Sakura : jadi dong haha

Naruto : eh, ngebolang kemana, teh?

Sasuka + Sakura : *jitak Naruto* ke rumah lu

Naruto : oke deh

Sakura : Ih percaya lagi, kita mau ngebolang ke otogakureeee~

Naruto : katanya mau ke rumah aku?

Sasuke : diem atau besok PS lu ilang

Naruto : yah terserah

Sakura : Kita ke Oto naik apa, sas?

Sasuke : naik pesawat jet gua

Sakura Naruto cengok abis

Sasuke : ngga lah, naik kereta

Naruto : punya lu?

Sasuke : besok PS lu ilang awas aja

Naruto : peace hehe, stasiunnya dimana, nih?

Bonus TBC

1 komentar:

  1. I. Love. You.
    Why dost I loveth thee so?
    Im a NDE.
    Follow us on the journey Upstairs.

    BalasHapus