Minggu, 01 Agustus 2010

Be Myself In A Week chap 4

WARNING : OoC tingkat tinggi, AU to the MAX

Disclaimer : apapun buat om kishi *A : ya, ga, om?_MK : ngga_A : pundung sama om kishi_MK : mikirin?_A : juahat*

Pairing : kesananya kayaknya bakal jadi 3 pairing deh. Spoiler? Ga ah *readers : cerita jelek gini, siapa yang mau spoiler?*

I Hope U Enjoy It

Chapter 4

"Ini dia! Hotel Rambutan!" sahut si supir saat mereka sudah sampai di tujuan. Setelah mengambil koper masing-masing –yang tentu saja dibantu oleh si supir—Naruto dan Sasuke langsung menghambur masuk ke lingkungan hotel rambutan tersebut. "Indah sekali," Naruto bergumam kagum, "Hn," Sahut Sasuke menyetujui.

Bagaimana tidak indah? Gedung berlapis emas 24 karat, air mancur yang memancurkan air keperakkan –yang ternyata kalau dilihat dari deket, air itu adalah uang koin. Sangat berkebalikkan dari apa yang mereka-Sasuke dan Naruto pikirkan sebelumnya. Mereka berpikir kalau hotel rambutan itu kampungan, karena namanya Indonesia banget. Yah, kalian tau, kan? Mereka—termasuk Sasuke masih mengilhami arti dari kata-kata Sasuke beberapa jam yang lalu "Kesejahteraan di Indonesia itu AMAT SANGAT MINIM,"

"Eh, maaf koper ini ditaruh dimana?" Tanya sang supir agak terbata-bata bahasa inggrisnya, namun dengan sukses menyadarkan Sasuke dan Naruto dari khayalan mereka. Ternyata, mereka sudah berada di depan meja resepsionis di hotel tersebut. "Tunggu sebentar," sahut Naruto. Beberapa menit kemudian, setelah memesan kamar—yang ternyata nomer 214—dan check-in, mereka bertiga bergegas menuju kamar itu. setelah berada didepan pintu kamar, Sasuke yang membawa kuncinya langsung membuka pintu itu. terdengar buni krek pelan yang ditumbulkan oleh pembukaan pintu. Tak peduli, mereka langsung masuk ke dalam kamar. Sang supir menanyakan pertanyaan itu lagi, "Eh, maaf koper ini ditaruh dimana?"

"Disamping lemari, sekarang kau boleh kembali. Eh, berapa?" kali ini Sasuke yang menjawab, sekaligus bertanya balik,

"40.000,"

Setelah menyodorkan 2 lembaran uang 20.000, dua sekawan itu segera menyibukkan diri dengan urusan masing-masing. Naruto tidur-tiduran, sementara Sasuke merenung. Tak lama kemudian, suara cempreng Naruto memecah keheningan

"Tem, kira-kira papa mama nyariin ga, ya?" Tanya sang rambut duren yang sekarang sudah berubah menjadi rambut pantat ayam

"Tidak, emm, mungkin juga, sih. Kita kan udah bilang kalau kita mau ke rumah Sai. Lagian kita kesini supaya dapat mangga muda. Ga mungkin kan kalau aku terus-terusan di badanmu, dob. Ga enak. Rambutnya pake poni, warnanya kuning lagi, warna kuning aneh, tau! Dan jangan lupa kulitmu yang hitam terbakar matahari. Dan, ah, guratan guratan ini, lo—" sahut Sasuke sambil menunjuk -nunjuk pipinya—pipi Naruto "Kayak kumis kucing. Ini apa sih? Bekas luka?" Sasuke bertanya penasaran.

"Ga tau. Dari lahir udah kaya gitu. Hehe. Oh gitu? Kau kira hanya dirimu yang tidak enak pakai-pakai badan orang lain? AKU JUGA! Eh, tapi sebenernya, sih, enak pake badan kamu, dingin-dingin gimanaaa~ gitu. Kerena sifatmu yang sering dingin kali jadinya badanmu dingin, haha."

"Terserah," Sahut Sasuke, dingin

"Eh, jangan marah. Gitu doang marah." Naruto pura pura sebal

"Mau tau gimana caranya biar aku ga marah?" Tanya Sasuke sambil melempar pandangan ha-ha-kena-kau

"Apa?" Tanya Naruto penasaran. Rupanya Naruto tidak menyadari tatapan mata onyx eh tidak, sapphire dari sang Uchiha

"Panggil aku Sasuke-sama," Sahut Sasuke seraya menepuk dadanya—dada Naruto

"Sasuke-sam.."

"Ya, YA!" Sasuke tampak bersemangat

"Pah,"

"Huh? Apa tadi?"

"Sasuke sampah," Sahut Naruto dengan entengnya bicara

"Apa itu? Bahasa orang sini?" Tanya Sasuke penasaran "Kalau iya, kau tau dari mana?" Tambahnya

"Iya, bahasa orang sini. Tapi aku ga tau artinya apa. Nanti Tanya Sakura aja, yo!"

"Ga penting." Sasuke langsung melengos pergi dari kamarnya dan Naruto diiringi dengan teriakan-teriakan Naruto yang memanggilnya "Oi, Sasuke! Mau kemana? Hei tunggu!"

"Jalannya cepet banget, sih!" Naruto menggerutu sambil berjalan cepat berusaha menyeimbangkan kecepatan Sasuke. Mereka berbelok ke kanan setelah keluar dari hotel itu. Setelah berjalan beberapa menit, mereka mendapati sebuah gedung berwarna hijau—yang menurut mereka warnanya mirip dengan warna mangga muda. "Kita ke sana," Sahut Sasuke seraya menarik lengan baju Naruto agar jalannya bisa lebih cepat. Setalah menyeberangi lampu merah, akhirnya, mereka berada di depan gerbang gedung tersebut. Saat itu sudah malam, kira kira pukul 7. Tapi warna hijau dari sang gedung masih tetap menyala di tengah kegelapan malam.

Sayangnya, pintunya terkunci.

"Kita kembali besok pagi aja." Sahut sang rambut pirang

"Oke!" balas yang satunya

Besoknya—

"Dobe~ bangun, bangun, ih! Bangun, dong! Kita mau cari mangga muda! Ayo, bangun-bangun!" seorang anak beranjak remaja berumur 13 tahun yang masih berbalut piyama yang belakangan diketahui bernama Sasuke berusaha membangunkan temannya, namun nihil. Yang dibangunkan malah masih ngiler dan sempat-sempatnya menigau "Ngghh, mamah jangan siram pake air dingin lagih, hh,"

Sasuke mendapat ide yang menurutnya amat-sangat-jenius-sampe-mampus. Dia segera bergegas menuju kamar mandi, diambilnya segayung air. Dan..

BYUR. "Goaaaaalllll," teriak Sasuke merasa senang. Airnya kena telak ke mulut Naruto—mulut Sasuke—yang sedang mangap.

"Eh! Woi! Sas! Tem! Tot! Cat! Dingin~" Keluh Naruto yang baru bangun. "Dingin~" keluhnya sekali lagi

"Siapa suruh dibangunin ga bangun-bangun," Jawab Sasuke dengan entengnya.

"Sekarang jam berapa?" Tanya si pantat ayam yang baru bangun.

"8.45 lah kira kira,"

"Oh,"

"MANDI SANA!"

"Sabar." Naruto melakukan ritualnya tiap bangun pagi di akhir pekan. Tidur lagi dengan posisi duduk. Beberapa detik kemudian dia membuka matanya seraya berkata "Kamu dulu yang mandi,"

"Emang aku belum mandi?" si jabrik itu—Sasuke—mencium-cium lengannya, lalu berkata seraya meringis "Hehe, iya belum,"

"MANDI SANA!" Naruto berteriak tapat di sebalah kuping Sasuke—kuping Naruto. Berusaha sepersis mungkin dengan apa yang barusan diucapkan kawannya. Intonasinya, gayanya, volume suaranya, bahkan gerakan matanya. Semua dilakukan hampir sempurna.

Sang jabrik akhirnya mengalah. Tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya, dia bergegas menuju kamar mandi di ujung kamar. Si pantat ayam menoleh sedikit ke arah kamar mandi. 'Sudah masuk kamar mandi,' pikirnya. Tanpa menunggu senanodetik pun, dia langsung tidur dengan posisi menungging, kali ini.

Beberapa menit kamudian, Sasuke sudah keluar dari kamar mandi dan mendapati temannya sedang tertidur-nungging-lagi di atas kasur. "WOI! BANGUN!" teriaknya sekali lagi. Dan dengan sukses membangunkan Naruto, sekaligus menjatuhkannya dari tempat tidur.

"Hoi, Sas! Kalo mau tereak liat situasi dong! Masa aku lagi nungging malah diteriakin. Yang ada akunya jatuh. Gimana, sih! Ngakunya pinter! Tapi mikir aja ga bisa!" Omel Naruto

"Oh," Sasuke melenggang pergi ke meja dekat cermin untuk mengambil minum dan makanan—yang tadi sudah ditaruh pelayan hotel saat Sasuke baru bangun, jam 8.30 tepatnya.

"Dalem,ya. Aku mandi, yo!" jelas sekali moodnya cepat berubah. Dari tadi marah sekarang sudah ceria lagi. "Dasar moody!" gumam Sasuke

"Ini gedung yang kemarin, kan?" tanya Naruto. Mereka kini sudah berada di gedung hijau yang mereka lihat kemarin. Yang menurut mereka, warnanya mirip dengan warna mangga muda. Diamati baik baik gedung itu oleh mereka berdua.

"Hn," Jawab Sasuke

Mereka melangkah masuk ke dalam gedung itu tanpa dosa ataupun rasa bersalah sedikitpun. Kini, mereka sudah berada di lapangan gedung itu. Mereka tidak tahu, apa fungsi lapangan itu. Dan juga tidak peduli dengan lapangan itu. Mereka terus berjalan. Tak disangka, mereka bertemu lagi dengan gadis merah muda itu. Sakura.

"Hei! Kalian berdua! Kalian itu, ngg, Sasuke dan Naruto, kan? Sedang apa disini? Dan kenapa kalian memakai baju itu disini? Kalian ingin masuk? Ahaha, tapi sebenarnya yang tidak memakai baju putih-biru, -maksudku baju kemeja lengan pendek dan celana panjang biru dongker—tidak boleh masuk ke sini. Haha, sedang apa kalian disini?" Tanya Sakura

"Kami mau mencari mangga mu—ugh"Sahut Naruto. Namun ia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena pinggangnya disikut Sasuke. Lumayan keras

"Kami mau memandikan anjing," Sahut Sasuke dengan entengnya. Namun beberapa nanodetik kemudian dia langsung merutuki dirinya sendiri. Damn! Salah ngomong

"Huh?" Tanya Sakura tak mengerti seraya melemparkan pandangan bertanya pada keduanya

"Kami mau beli mantel dan syal. Hmm, musim dingin sudah hampir dekat," Kali ini Naruto yang angkat bicara. Diiringi anggukan menyetujui Sasuke. Mereka tersenyum puas.

"Musim dingin? Disini tidak ada musim dingin," Sakura makin tidak mengerti.

Oh great

"Kita mau, ngg, ehh," Naruto tampak bingung. Namun sedetik kemudian dia mendengar Sasuke menyambung kata katanya

"Makan Sampah!" Sahut Sasuke. "Ayo, Dobe!" Sasuke berbisik kepada Naruto seraya menarik lengan bajunya menjauh dari gedung itu.

'Sampah? Hah?Mereka kenapa sih?'pikir Sakura bertanya-tanya. "Ah, whatever, lah! Lebih baik sekarang aku mengantarkan fotokopian ulangan ini untuk pak Asuma. Pasti dia menunggu—" Sakura bergumam kecil lalu berlari-lari menuju pintu masuk gedung itu. 'Atau malah senang karena bisa berduaan dengan bu kurenai? Hahaha' imbuh pikiran Sakura

Asuma Sarutobi dan Kurenai Yuuhi adalah guru SMP N 1 Bogor yang sudah bertunangan. Dan kalau di kelas tidak ada kegiatan—misalkan muridnya sedang memfotokopi sesuatu atau apa—Pak Asuma akan mojok dengan ibu Kurenai di luar ruang kelas. Tunggu, Kelas? Guru? Fotokopi ulangan? SMP N 1 Bogor? TERNYATA GEDUNG ITU ADALAH SEKOLAH!

"Huh, hah, teme. Kenapa larinya kenceng banget?" Naruto mengambil waktu untuk mengambil napas dan menyapu peluhnya "Hh. Capek tau. Tadi kenapa sih bilangnya mau makan sampah? Kita kan ga tau arti kata sampah. Huhhah.. kenapa ga bilang mau cari mangga muda aja sih? Jujur gitu,"

"Kalau kau bilang jujur, ntar pasti Sakura penasaran, 'untuk apa kalian cari mangga muda?' kalau begitu ga ada cara lain selain jujur sejujur jujurnya. Kalau aku tukeran badannya sama David Archuleta sih mending. INI TUKERANNYA SAMA KAMU, mana mau aku ngaku. HOEK." Sasuke berkata tanpa koma. Ileurnya menyebar kemana-mana. Radius 5 km.

"Eh, woi, bukannya kamu yang mau, ya?" Naruto bergidik pada Sasuke

"Dulunya, tapi kan penyesalan selalu datang diakhir. Kalo akunya tukeran sama David Archuleta, kan mending tuh. Seenggaknya udah dewasalah. Kalo sama kamu mah jadi kecil-kecil lagi," sekali lagi, Sasuke berkata tanpa koma. Ileurnya menyebar kemana-mana. Radius 5 km.

"Siapa yang sangka, Sasuke yang SOK cool bisa cerewet kalau tidak ada fansnya. HAHAHA," Naruto menekankan pada kata SOK

Wajah Sasuke memanas. Kemerahan. Karena malu mungkin."Efek samping dari memakai badanmu kali," Bagaikan ada gula ada semut, tiba tiba saja Sasuke mendapat ide cemerlang *Ga nyambung*"Tadi Sakura pakai baju putih-biru kan? Maksudku kemeja putih panjang dan rok biru panjang—yang menurutku sangat-amat-tidak-matching-banget sama rambutnya."

"Hn, lalu?" Naruto penasaran

"Jadi, gini, kita pakai kemeja putih aja sama rok biru. Tapi karena kita ga punya rok biru dan AKU JUGA TIDAK MAU PAKAI ROK, jadi, kita pakai celana biru panjang aja. Terus pake kemeja putih. Maksudnya kita nyamar gitu,"

"Oh," Memonyongkan bibir, Naruto hanya menanggapi dengan OH

"Apa 'oh'? Garing banget, sih." Sasuke memprotes

"Aku ga ada kemeja lengan panjang. Adanya lengan pendek, mau?" Naruto mengusulkan

"Terserah pokoknya kemeja putih!"

"Eum, Sas, kok aku jadi aneh begini, ya?" Naruto menanyai Sasuke saat mereka berdua sudah ganti baju

"Lagian salah sendiri pake celana jeans. Pake celana bahan dong, say." Sahut Sasuke genit sambil melintir-melintir rambut, benerin poni, dan kedip-kedip ala jablay

"Yaik, acuh, hoek, iyaks, ish, cuh, nggh, mules," Naruto menanggapi lebay "Heh, ga nyangka. Oke deh ganti pake celana bahan," imbuhnya

'Si Sasuke apa-apaan sih. Jijay ih najis,'

"Udah, nih." Naruto melapor kepada Sasuke seraya melihat penampilan Sasuke. Kemeja putih pendek + celana bahan warna biru + tas. Tunggu, TAS? "Buat apa bawa tas?" tanya Naruto

"Takutnya ntar kita dapet mangga mudanya banyak," Jawab Sasuke dengan BODOHnya

"Kita kan cuma butuh 1 mangga, kali." Naruto mengoreksi

"Kan siapa tau di konoha nanti ada orang yang nasibnya sama kaya kita. Hiks hiks, kalo gitu kan mereka juga jadi harus jauh jauh ke Indonesia. Nasib kita itu udah buruk. Kasian kalo ada yang mengikuti jejak kita. Hiks, hiks." Sasuke menjelaskan dramatis

"Ternyata hidup di lingkungan kerajaan—" saat melihat Sasuke memberikan deathglare ke arah Naruto, Naruto langsung mengoreksi kata katanya "Ehm, orang kaya maksudnya, menumbuhkan perasaan sosial di hati Sasuke Uchiha yang beku dan susah meleleh,"

"Hn, terserah," Sasuke sudah mau membuka pintu tetapi niat itu diurungkannya karena teringat sesuatu "Kamu juga bawa tas! Takutnya ntar kita dapet mangga mudanya banyak banget,"

"Whatever!" Akhirnya Naruto mengalah dan mengambil tasnya di lemari baju. Namun rasanya aneh kalau membawa tas tapi tasnya kosong. Maka itu, Naruto membawa beberapa komik untuk dibawa serta ke gedung hijau itu.

Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya, mereka sampai juga di gedung itu. Sasuke melirik jamnya. Sekarang sudah jam 10.03. Kini, di gedung itu sudah dipenuhi lautan anak anak kemeja putih dan bawahan biru. Untung aku pakai baju yang sama dengan mereka. Pikir mereka berdua.

Mereka masuk ke gedung itu dengan, sekali lagi, tanpa dosa ataupun rasa bersalah. Mereka tidak menghiraukan tatapan anak anak itu saat mereka memasuki gedung tersebut.

'Aku kan pakai badan Sasuke pantas saja mereka melihat ke arahku," Pikir Naruto

'Aku kan tampan," PIkir Sasuke, namun beberapa saat kemudian dia langsung teringat kalau dia tertukar badan dengan Naruto 'Hah, emang ya, punya karisma ganteng dari bayi susah. Aku pake badannya Naruto aja masih ada yang ngelirik.' Imbuh pikiran Sasuke

Akhirnya mereka sampai di pintu masuk gedung hijau itu—yang ternyata sekolah. Tak disangka, mereka bertemu lagi dengan Sakura. Tapi kini Sakura sedang dengan teman-temannya.

"Eh, Sakura? Ketemu lagi, hahaha." Terkejut, Naruto sedikit berteriak

"Iya, ketemu lagi. Kamu kayak kutu deh, ga bisa lepas," Sasuke ikut-ikutan

"Aku bukan kutu, Sas." Protes Sakura

Sakura seperti tersentak saat temannya yang berambut pirang panjang membisikkinya sesuatu "Yang rambutnya hitam ganteng, ya?"

"Hah? Oiya, hampir lupa. Sasuke, Naruto, ini teman-temanku. Yang rambutnya pirang ini namanya Ino Yamanaka, Ayahnya orang Iwagakure, ibunya orang Indonesia. Jangan paksa dia ngomong jepang, ya! Walaupun dia blasteran Iwa-Indonesia, tapi bahasa jepangnya payah sekali, Hahaha." Sakura setengah bergurau, namun sayangnya tidak ada yang tertawa "Kalau yang rambutnya lepek hitam ini," Sakura berhenti sejanak untuk mengambil napas "namanya Lee, dia orang Indonesia asli. Lokal. Kalau yang rambutnya panjang dan manis ini namanya Hinata Hyuuga. Hinata cantik sekali, ya? bikin iri, ngajak ribut, hahaha." Sakura mengakhiri celotehan panjangnya

"Ngga ah, biasa saja." Hinata merendah

"Salam kenal kalian semua! Aku Naruto Uzumaki, yang ini namanya Sasuke Uchiha,"

Mereka pun bersalam salaman.

Toooottt...

"Satu," Sahut Sakura

Tooooottt...

"Dua," Sahut Ino

"Dua kali lagi dong," Kali ini Hinata yang angkat bicara

"Yah cuman 2 kali bel. Cepat sekali ya istirahatnya! Gak kerasa." Terdengar nada kecewa dalam omongan Sakura

"Eh, Naruto, Sasuke, Kelas berapa?" Lee bertanya pada 2 anak baru itu

"Hah? Kelas?" Naruto bertanya bingung

"Iya kelas berapa? Kelas 7 atau 8 atau 9?" Kali ini Ino yang bicara

"Eh, kita 13 tahun," jawab Naruto, Sasuke hanya diam

"Berarti kalian kelas 7. Yang juga itu artinya kita sekelas!YAY!" Hinta loncat-loncat kegiranga. Tidak loncat loncat juga sih sebenarnya. Tapi, intinya, dia bersemangatlah.

"Ayo, kita ke kelas," Ajak Sakura kepada 2 temannya itu—Sasuke dan Naruto.

"Kita harus pergi, Sas," Naruto berbisik dengan suara rendah, rendah sekali pada Sasuke

"Iya tau, gimana caranya?"

"Mari berpikir," Naruto memasang tampang (sok) berpikir yang amat-sangat-tidak-meyakinkan

TBC

Chappie ini tidak memuaskan sekali haha, banyak typo dan segala macam. Bonusnya juga cacat gitu. Wkwkwk.

Oiya, yang disitu tuh kalo bel 2 kali artinya masuk

3 kali artinya istirahat

4 kali artinya pulang

Enjoy bonusnya ya

BONUS

Carkar : Ah, akhirnya jadi juga ni taplak meja

Hanaya : Merintah merintah doang kamu mah

Livirapicok : tau

Lalala~ : kumpulin ke bu Tuti, ah

Yumifasola : Eh, jangan kasar, woi

Lalala~ : Eh?

Sfx : dukdukdudkduk

Hanaya : Kan, brudul semua jadinya

Livirapicok : bikin lagi deh

#pickonereaders RnR or Die

Tidak ada komentar:

Posting Komentar